Cerita cewek masturbasi
Kami semua langsung menonton. Tangan kiri kak Sinta mengelus-elus pundak kak Dewi. Saya langsung roboh ke kasur. Lalu kukunci pintu. Aku terlentang diatas spring bad kak Dewi. Pikiranku benar-benar tidak waras. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Ah… kakak ku sayang, engkau cantik sekali.
Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Dewi. Awalnya saya mau nekat membeli dildo yang bercabang tetapi saya urungkan niat itu dan saya pilih dildo yang mirip penis asli. Sesaat kemudian kak Dewi menghilang lagi ke dalam selimut. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Sempat terlintas ide untuk menelepon dia dan siapa tahu bisa diajak bersetubuh. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi. Aku tak berani menatap wajahnya.
Entah apa yang tengah dilakukannya. Kepala kak Dewi terjepit persis diantara selangkangan kak Dewi. Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Pikiranya yang begituuu.. Dan terus bergoyang-goyang berirama. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya. Diarahkannya kepalaku untuk menciumi dadanya. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Ya wanita cantik!
Situasi semakin seru, kak Dewi kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Bibir kak Dewi awalnya diam tak bereaksi ketika bibirku berusaha melumat, tapi lama kelamaan bibir itu membalas lumatan bibirku. Kak Sinta kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Dewi. Putting susunya bergantian aku lahap. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. Kak Dewi Pulang!!! Lalu sebatang Class Mild. Post to Cancel. Kak Dewi hanya berbaring aja. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra.

Kak Dewi hanya berbaring aja. Kak Dewi benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Sinta. Aku jilat setiap inci tubuhnya, semakin kak Dewi merintih semakin aku mejilat dan menggigit. Remasan tangan kak Dewi memang nikmat, namun semakin lama aku menginginkan lebih, lalu aku meraih Hand Body dari sela-sela pinggir springbad, dengan gemetar kusodorkan pada kak Dewi. Lalu aku kabur…ketempat kost temanku. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang. Tetapi nikmatnya luar biasa. Tubuh kak Sinta kemudian berubah lagi. Semakin kak Dewi menggelinjang, nafasku semakin memburu. Dildo itu sendiri saya cuci lalu saya bungkus didalam kaos beserta botol jel pelumas supaya tidak ketahuan ibuku.

Rasanya seperti mengawang di surga. Pada waktu saya kelas 1 SMA di tahun , ada sebuah long weekend karena ada hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu. Setiba di kamar saya tidur di kamar sendiri , saya langsung membuka bungkusan dildo dan botol jel. Namun dari semua kekagumanku pada kak Dewi, satu hal yang aku herankan. Tak lupa saya oleskan jel pelumas di seluruh dildo kemudian saya mulai masukkan dengan perlahan ke vagina. Dan, asap memenuhi ruang kamar. Maksud Tedy… mmm jangan marah yah. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali.


Entah apa yang tengah dilakukannya. Tangan kiri kak Sinta mengelus-elus pundak kak Dewi. Kulihat jam menunjukan pukul Aku kemudian duduk disofa, tepat dibelakangnya. Tapi lumayan enak. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. Cratt cratt….. Bahkan kakinya bergerak-gerak membantuku melepaskan celana dalam itu. Mereka berdua saling berciuman.


Comments65
Kigak
entschuldigen Sie, es ist gelГ¶scht
Salmaran
Nach meiner Meinung irren Sie sich. Geben Sie wir werden besprechen.
Tujin
Ist Einverstanden, dieser sehr gute Gedanke fällt gerade übrigens